Rahasia Agar Hemat Membeli Buku
Tulisan hari ini juga sekaligus pengingat bagi saya yang sering kali terpesona pada iklan buku baru. Huhuhu, adakah sobat yang punya kebiasaan sama? Padahal buku yang dibeli sebelumnya masih bersampul rapi, lo. Padahal buku tersebut sudah diberi ancang-ancang untuk direviu tetapi sampai sekarang masih adem ayem saja. Duh, apakah ini yang disebut di penimbun buku? Astagfirullah!
Jadi, apakah mau berhenti membeli buku? Ini sama dengan jawaban dari pertanyaan apakah buku-buku akan berhenti terbit? Hehehe, Insyaallah tidak, ya. Bukan salah di buku terbit sebenarnya, salahnya di saya pribadi yang kurang bisa mengontrol diri. Kalap beli buku terus, eh ilmu dari buku nggak diadopsi.
Tips Hemat Beli Buku
Karena perjalanan beli buku terus ini, saya jadi belajar beberapa hal. Memang benar bahwa pengalaman adalah guru yang paling berharga, ya.
Perhatikan dengan Saksama Contoh Halaman
Contoh halaman penting untuk menyakinkan kita apakah buku tersebut benar menjawab kebutuhan kita. Ada kan judul buku yang ternyata kurang pas dengan isi buku. Kita beranggapan isi buku adalah seperti ini saat membaca judul. Eh, ternyata salah besar! Saya pernah beberapa kali salah beli. Saya pikir nonfiksi, ternyata jurnal. Malah banyak halaman kosong yang tersedia untuk diisi. Saya sih agak kurang nyaman nulis di buku seperti itu. Lebih nyaman di buku tulis. Alhasil buku tersebut kurang bermanfaat bagi saya.
Segera Temukan di Gramedia Digital
Saya dan beberapa orang teman patungan untuk mengakses Gramedia Digital. Jadi, jika ada buku baru yang lewat di beranda, saya buru-buru mlipir ke Gramedia Digital dan mencari apakah buku tersebut ada di sana atau tidak. Jika ada, alhamdulillah! Jadi lebih hemat, kan?
Pinjam di iPusnas
Jika buku tersebut keluaran yang cukup lama, saya sering kali ke iPusnas dan mencari buku di sana. Seringnya sih ada, ya. Jadi jangan buru-buru membuat pesanan. Kan nggak enak juga, ya udah keep buku temen, eh malah nggak jadi.
Di iPusnas kita bisa meminjam buku selama persediaan masih ada. Jika butuh cepat tetapi buku tersebut sudah habis, ya harus bersabar di daftar antrean, ya. Kalau sedang dikejar deadline, agak repot juga sih nunggu buku tersebut ready kembali.
Kejar Promo
Ada saja promo beli buku. Entah di hari besar, peringatan khusus, dan lainnya. Baru-baru ini saya juga masuk grup cuci gudang penerbit. Duh, langsung borong buku, deh, ya! Sayang sekali beberapa buku malah sudah saya beli di edisi barunya. Apakah menyesal? Sedikit, hehehe. Ya, kembali lagi itu memang sudah ada rezeki masing-masing.
Beli di Toko Resmi
Saya termasuk pembeli buku dan barang lainnya yang lebih suka membeli di toko resmi di marketplace. Saya akan cari di mana awal mula produk tersebut. Meski ada reseller yang menjual dengan harga lebih miring dan ditambah bonus. Pernah satu waktu saya beli di reseller dan hasilnya kurang sesuai ekspektasi. Meski tidak bisa dijadikan patokan umum, tetapi untuk sekarang saya beneran lebih nyaman beli dan toko resmi marketplace saja.
Buku Fisik atau eBook?
Jika ada polling lebih suka buku fisik atau ebook, saya belum bisa memilih karena keduanya punya porsi kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam situasi saya saat ini. Saya yang berdomisili di luar pulau Jawa sering kali mendapatkan ongkir yang bahkan melebihi harga buku yang saya beli.
Sang penjual buku, yang bertepatan waktu itu penulisnya sendiri, sempat agak ragu mengutarakan ongkir yang ternyata melewati hampir separuh harga buku. saya coba menenangkan beliau dan mengatakan hal itu sudah lumrah terjadi sambil diikuti emoticon ngakak.
Ebook memudahkan saya untuk mendapatkan buku dengan harga yang relatif lebih murah dan bisa dibaca kapan saja. Sayangnya, saya sudah lama nggak bersih-bersih fail di ponsel, akibatnya beberapa ebook yang saya beli karena memang menjawab kebutuhan malah tersimpan jauh sekali sehingga sulit dicari jika nggak sabar scroll.
Cek Kembali Lemari Buku
Saat mengecek lemari buku, saya sering kali menanyakan pada diri sendiri. Sudah beli buku sebanyak ini, apakah ilmu yang ada di dalam buku itu sudah diadopsi? Toh, beberapa buku juga tampak masih berplastik rapi.
Saat itulah saya ingin membendung membeli buku dan fokus pada buku dan ebook yang sudah ada. Namun jika ada satu buku yang menarik perhatian dan benar-benar butuh sebagai referensi saya tak akan ragu untuk membuka bendungan.
Membeli buku emang bikin kalap apalagi sekarang copywriting orang-orang sudah amat sangat terasah. Ada saja celah yang bisa membuat pendirian goyah. Memang, ada beberapa teman juga yang menyiapkan bujet khusus untuk belanja buku. Namun jika membeli buku dan berakhir dengan tumpukan di lemari saya kira juga salah.
Buat teman-teman yang juga hobi membaca buku, boleh dong berbagi tip bagaimana agar bisa membeli buku dengan efektif. Sobat juga bisa mendapatkan tip tentang Cara Merawat Buku yang Wajib Penulis Tahu! dan Lemari Buku dan Silica Gel Bantu Buku Lebih Awet pada artikel blog ini, ya! (*)