Menulis Artikel Blog, Tebar Amal Baik

Apakah setiap bulan sobat punya anggaran buat beramal. Bagaimana seorang penulis bisa konsisten melakukan hal ini? Anggaran buat beramal tak hanya berbentuk materi berupa uang, ya.

Bisa juga dalam hal berbagi kebaikan lain, termasuk bahan pokok. Beramal secara norma juga bisa. Apalagi jika hal tersebut mengandung kebaikan yang bisa bermanfaat bagi banyak orang, contohnya menulis artikel blog.

Anggaran buat Beramal, Bagaimana Cara Mengelola

anggaran untuk beramal


Amal adalah perbuatan, termasuk baik dan buruk. Menurut Islam, amal adalah perbuatan baik yang mendatangkan pahala. Bagaimana kita bisa terus beramal baik tanpa kendala?

1. Tetapkan Target

Target menabung, target menulis, target ini dan itu. Semua target harus tersusun rapi dan terukur. Tulis di catatan gawai, di buku, di manapun. Di dalam pikiran bisa, sih, tapi hati-hati karena rawan lupa saking berjejelannya informasi sepanjang waktu.

2. Mengalokasikan bukan Menunggu Sisa

Jika menabung uang, jangan menunggu berapa sisa baru masuk tabungan. Percayalah, menyisihkan tabungan di awal lebih berdampak dibandingkan menunggu akhir.

3. Persiapan adalah Kunci

Tanpa persiapan banyak hal yang terbukti kurang maksimal, termasuk beramal. Tetap bangun persiapan dengan pijakan dasar yang kuat dan siap-siap melihat hasil akhirnya!

Menulis Artikel Blog, Menjadi Salah Satu Amal


menulis artikel blog

1. Menulis dengan Hati

Banyak artikel yang saya baca mengatakan tulisan yang berasal dari hati akan sampai ke hati pula. Maksudnya kira-kira bagaimana, ya?

Bagi saya pribadi, menulis dari hati ini seolah pengungkapan emosi jujur sang penulis.

Saat banyak tulisan yang bisa dibuat dengan kemampuan robot atau mesin, tulisan yang berasal dari hati ibarat oase karena kita serasa sedang berbicara langsung dengan sang penulis, merasakan emosi yang ingin disampaikan, dan bisa memberikan umpan balik dari tiap kata yang tertoreh.

Pernah ngobrol dengan AI yang membantu di bidang kepenulisan? Bagaimana ‘rasa’ saat membaca jawaban atas pertanyaan yang ia berikan?

2. Menangkap Fenomena

Apakah sampai hari ini sobat masih menonton acara berita di televisi? Atau sudah berpindah haluan membaca berita di media online? Satu di antara keduanya atau keduanya itu sama saja kok. Sama-sama bagian dari menemukan dan mengumpulkan informasi.

Informasi yang sobat dapatkan apakah hanya berakhir di sobat seorang? Jika begitu, kecil kemungkinan informasi tersebar dan membawa lebih banyak kebermanfaatan.

Baiknya, sobat utarakan ke banyak orang? Bagaimana caranya? Apakah dengan orasi? Apakah dengan membuat status di media sosial?

Menuliskan fenomena tersebut di blog adalah salah satu cara yang bisa membawa manfaat lebih luas bagi informasi yang sobat dapatkan.

Kita tak perlu orasi. Menulis di media sosial bisa. Namun terbatas pada lingkungan pertemanan kita saja.

Bagaimana jika ada orang yang melakukan pencarian di halaman mesin pencari?

Di media sosial kita bisa menuliskan sedikit pengantar dan pranala tulisan kita di blog. Jadi ada media penyebaran ganda, ya, kan? Blog dan media sosial bisa membawa jauh informasi yang kita sampaikan. Bahkan, sangat jauh hingga ke mancanegara.

3. Hal Sederhana Ternyata Luar Biasa


sederhana tapi bermakna


Kita mungkin pernah beranggapan bahwa satu hal itu termasuk sederhana, nggak perlu diumbar ke sini dan ke sana. Siapa sangka ada sahabat kita di tempat lain di ujung sana yang sedang berjuang mendapatkan informasi sederhana tersebut, ya, kan?

Cara merawat buku agar tidak kuning. Sederhana? Nyatanya di mesin pencari masih ada sekitar sekian orang yang mencari informasi terkait hal ini. Sederhana bagi kita belum tentu begitu bagi mereka yang benar-benar membutuhkan informasi tersebut.

4. Tetapkan Waktu

Menetapkan target waktu publikasi artikel adalah satu hal penting yang tidak bisa ditawar menawar lagi. Misalnya kita punya target dalam satu minggu harus publikasi artikel satu kali setiap hari ini. Ya, harus patuhi target itu.

Menurut pengalaman pribadi, jika satu kali kita melewatkan aturan yang kita sepakati dengan diri sendiri ini, ke depan kita akan mudah mengabaikan.

Ah, besok saja. Ah, nanti saja. Terus begitu. Lama kelamaan terbentuk pembiasaan yang akhirnya membuat target publikasi tersebut terabaikan dan tak bergerak sama sekali.

5. Evaluasi Sejauh Mana

Selanjutnya, evaluasi akan menyempurnakan apa yang kita harapkan. Jangan sampai kita melewatkan poin ini. Kita tidak bisa mengukur apakah target artikel kita untuk menyampaikan satu informasi sudah tersampaikan dengan baik kepada pembaca sasaran atau belum.

Cara menilainya bisa kita lihat dari berapa banyak nilai tayangan halaman atau berapa banyak komentar yang muncul di akun media sosial kita. 

Masih belum tercapai? Bisa perbaharui artikel, kata pengantar, dan bagikan kembali di halaman sosial media. Bisa jadi, kan, postingan kita salah mengambil waktu publikasi. Misalnya di jam sibuk kerja sehingga tingkat keterbacaan lebih rendah.

Sobat, cara beramal baik bisa dengan apa saja, tidak hanya berupa materi tetapi bisa juga nonmateri. Kita tidak harus meraih pencapaian yang sama dengan orang lain baru bisa beramal. Kita bisa menciptakan momen dan beramal dengan cara terbaik versi kita sendiri.

Oh, ya, sobat bisa menemukan artikel menarik lainnya terkait kepenulisan, salah satunya adalah Menulis Cerita dari Sosok Inspiratif.

Selamat membaca dan semoga menemukan banyak mutiara inspirasi di kedalaman lautan kata! (*)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url