Menulis Cerita Anak di Kafe, Emang Bisa?
Ide menulis cerita anak meski selalu jadi pertanyaan saat webinar, hehehe, iya, karena resep mencari ide itu kan beda-beda setiap orang, ya. Saat webinar dengan penulis cerita anak, pertanyaan ini kerap ditanyakan sebab siapa tahu penulis pendatang baru seperti saya ini dapat mengadopsi resep tersebut.
Kali ini kita akan bergeser ke tempat favoritnya banyak orang, yakni kafe. Ternyata banyak juga penulis yang suka menulis di tempat seperti ini. Tempat yang mayoritas dikunjungi banyak orang, tetapi juga ada kok kafe yang dirancang dengan alunan musik klasik dan minum kericuhan. Bahkan ada salah seorang kenalan penulis yang mereviu secara singkat tentang kafe-kafe yang dianggapnya ngetik-able di domisilinya.
Ngetik-able ini mungkin kata yang tak sengaja ia temukan, tetapi sepertinya lucu juga. Meski reviu singkat, status yang beliau unggah di laman facebook-nya menuai banyak komentar dari para penulis yang ingin merasakan sensasi menulis di kafe.
Kafe Pilihan Penulis Cerita Anak
Bagi saya menulis di kafe belum jadi rutinitas seperti teman penulis yang hampir setiap akhir pekan menjadwalkan diri menulis di kafe. Saya agak pemilih dalam urusan ini. Berikut kriteria kafe ala saya yang cocok buat penulis cerita anak.
1. Tidak Terlalu Ramai
Jika terlalu ramai, pikiran saya jadi sering berkelana ke mana-mana. Malah apa yang dibicarakan orang membuyarkan ide-ide yang berloncatan di kepala. Meski kadang dari cerita dan tingkah laku pengunjung lain saya bisa mengambil ide, setidaknya jangan terlalu riuh, la, ya.
2. Minim Polusi
Tentang polusi seperti asap rokok, saya memang punya alergi. Pun jika tidak ada alergi, berada di lokasi dengan asap rokok yang banyak juga pasti tidak sehat, ya.
3. Tersedia WiFi dan Colokan Listrik
Meski bukan hal urgent, saya juga suka kalau kafe tersebut menyediakan fasilitas WiFi, sehingga saya bisa lebih leluasa mencari bahan tulisan.
Berhubung perangkat yang saya gunakan nggak bisa hidup terlalu lama tanpa bantuan daya listrik, saya butuh kafe yang menyediakan colokan listrik ini.
4. Makanan dan Minuman Ringan
Ya namanya juga kafe, makanan dan minuman ringan jadi teman menulis yang bikin menulis jadi makin semangat, ya. Apalagi kalau makanan dan minumannya dihias cantik. Bisa sekalian update status media sosial, deh, hehehe.
5. Nggak Perlu Naik Tangga
Daripada saya sampai di kafe berpeluh dan sesak napas, mending saya pilih kafe yang bisa saya capai tanpa perlu menaiki anak tangga yang banyak itu, ya.
6. Ada Lokasi Pojokan
Mata saya suka nggak bisa dikondisikan jika terhubung ke akses pintu kafe. Daripada saya sibuk melihat ke arah pintu kafe–apalagi jika suara pintu kafenya mengundang perhatian–menyebabkan tulisan nggak kelar-kelar, baiknya penulis seperti saya memilih tempat di pojokan saja.
7. Akses Tempat Ibadah
Meski poin terakhir tentu bukan yang terakhir, ya. Jika menulis membutuhkan waktu yang tak sebentar, saya butuh tempat yang nyaman. Berada di kafe yang menyediakan fasilitas tempat ibadah tentu tak akan menyulitkan karena harus berpindah tempat sewaktu azan berkumandang.
Apalagi jika kita sudah menjadi tamu langganan kafe, kita juga bisa lebih leluasa menitipkan barang selagi kita melaksanakan ibadah.
Dari Mana Ide Menulis Cerita Anak Didapatkan
Kafe menjadi tempat kumpulnya entah beberapa atau banyak orang meski bisa juga menjadi tempat mereka yang menyukai kesunyian barang beberapa saat.
Ide menulis cerita anak pun bisa didapatkan dari tempat seperti ini, seperti:
1. Tingkah Laku Anak-Anak
Banyak, lo, ide-ide menulis cerita anak di kafe karena kafe juga sering dijadikan keluarga sebagai tempat menghabiskan waktu berkualitas, kan? Nah, anak-anak akan bermain, bersenda gurau, dan melakukan berbagai hal yang bisa kita amati.
Apalagi jika kita mengetahui jenjang usia mereka. Kita bisa mengetahui jika usia sekian beginilah tingkah polahnya. Hal ini akan sangat membantu kita mendapatkan ide menulis yang menarik.
2. Ucapan Pengunjung
Namanya tempat umum, ada saja kata atau kalimat pengunjung yang terdengar bahkan mengandung unsur kelucuan sehingga pendengar bisa tersenyum dan tertawa.
Jika kita tertarik menulis cerita yang ada unsur lucu-lucunya, bisa banget, lo kata atau kalimat ini diadopsi dan disesuaikan dengan usia pembaca cilik.
3. Lirik Lagu yang Terdengar
Lagu yang terdengar bisa mendatangkan ide menulis, lo. Terbukti saya pernah beberapa kali mendapatkannya. Lirik lagu yang mengalun bisa membawa kita pada satu momen atau kenangan yang juga bisa membuat ide-ide bermunculan.
Itulah 7 kriteria kafe yang cocok buat penulis cerita anak dan 3 ide menulis cerita anak yang bisa didapatkan saat berada di tempat ini.
Selain menulis cerita anak di kafe, sobat bisa juga, lo, menulis cerita anak di tempat lain sehingga mendapatkan ide menulis yang tak kalah ciamik. Jawabannya bisa sobat temukan di Ide Menulis Cerita Anak dari Tempat Berkesan.
Tertarik mencoba menulis di kafe? Buat yang sudah pernah menulis di kafe, yuk bagikan pengalaman sobat di kolom komentar! Siapa tahu ada hal lain yang bisa bermanfaat bagi pembaca lainnya, kan? (*)
dari kecil udah terbiasa membaca termasuk majalah anak-anak saat itu, jadi waktu remaja udah pernah kirim cerita anak ke majalah remaja, dan aku suka kagum sama penulisnya mengenai ide cerita anak yang simple dan diambil dari kehidupan sehari-hari, kok bisa mengemas menjadi sebuah cerita yang menarik, keren sih
aku juga sering nulis di cafe mbak dan nyari yang ga terlalu berisik, kadang kalau berisik malah ga bisa konsen, tapi juga kadang bisa konsen, tergantung hehehe
Jadi ingat JK Rowling si ibu dari Harry Potter. Kalau enggak salah, kisah Harry Potter ditulis oleh JK Rowling di kafe juga..
Setuju banget, Mbak. Aku juga bakal milih duduk di pojokan untuk kenyamanan dan ketenangan, hihiii.. Apalagi ini berkaitan dengan mencari ide tulisan ya. Butuh tempat yang enak pastinya.
Saya belum pernah menulis di cafe, karena menurut saya terlalu ramai jadi hilang konsentrasi. Tapi perlu dicoba juga nih nulis di cafe yang ngga terlalu ramai diiringi musik yang kalem.
Saya cukup salut nih buat teman-teman yang bisa nulis di cafe soalnya dia bisa fokus dan konsentrasinya tidak pecah meskipun dalam keramaian. Ide menulis di cafe ini cukup menarik dan sepertinya saya harus mencobanya juga, sekaligus untuk melatih konsentrasi saya.
Terkadang ketika saya lagi buntu mencari ide penulisan, saya sempatkan diri ke cafe untuk mencari ketenangan. Dan memang cafe yang enak itu, yang konsepnya tenang dan pencahayaanya sedikit redup. Biasanya cafe kek gini tuh sunyi banget, meskipun ada cukup banyak orang di dalamnya. Berasa seperti di perpus. Kalau main-main ke Jogja, saya rekomendasikan ke Alayya