Juara Lomba Menulis Cerita, Bukan Bunga Tidur Biasa
Saya termasuk jarang bermimpi, apalagi jika aktivitas sangat padat di siang hari. Namun pernah satu kali saya bermimpi juga yang sangat berkesan sehingga membuat saya tidak lupa akan hal itu.
Mimpi itu mengisahkan sebuah cerita di sekolah. Ia membawa ingatan kembali ke sekolah, bertemu dengan banyak teman, bercerita dan bersenda gurau hingga berakhir di sebuah hiruk pikuk karya siapa yang harus tayang pekan ini di mading sekolah.
Entah mengapa cukup rusuh juga suasana untuk menentukan hal itu. Hingga saya tidak begitu mengetahui detailnya. Kon tiba-tiba karya saya yang mejeng di mading sekolah? Hahaha, sayang yang ‘pendatang’ dalam alur cerita dalam mimpi itu malah menjadi pemenang.
Mimpi yang aneh tetapi cukup berkesan karena saya kenal teman-teman saya dalam mimpi itu adalah mereka yang cukup ‘pintar’ untuk urusan tulis-menulis.
Lama saya meninggalkan mimpi itu lantas suatu ketika saya berkeinginan mengirimkan naskah ke media. Seperti minat saya pada cerita anak, maka saya mengambil kesempatan lomba menulis cerita anak bertema kesehatan air karena diadakan dalam peringatan Konferensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN). Cerita lengkap terkait ini saya tulis di Menang Nusantara Bertutur & KSAN 2015, ya.
Maju mundur mengikuti lomba ternyata ada pengaruh dari mimpi itu. Apakah bisa jadi mimpi itu menjadi kenyataan? Ya, soalnya sebelum mengikuti lomba itu saya sudah banyak mengantongi kata kekalahan.
Mimpi Menjadi Energi Menulis Cerita Anak ‘Biasa’
Namun, ide saya saat itu tentang air ‘hanyalah’ menceritakan tentang kesulitan air bersih di desa kami. Apakah itu cukup menarik untuk juri? Ah, sepertinya terlalu biasa, kan? Saya butuh ide yang ‘wah’, tetapi hingga jelang penutupan lomba, saya belum menemukan ide lain. Syukurnya, keinginan untuk mengikuti lomba masih menyala.
1. Ikuti Saja dan Doakan Hasil Akhirnya
Daripada sibuk menduga hasil akhirnya, lebih banyak terus mencoba setiap peluang yang ada. Bukan begitu? Ini yang akhirnya menjadi kekuatan saya untuk mencoba.
Saya yang saat itu benar-benar belum pernah mencapai kemenangan, berharap jika mendapat rezeki juara, ini adalah salah satu portofolio dalam perjalanan literasi.
Sampai hari ini entah berapa banyak predikat kekalahan yang saya terima, sehingga setiap kali mengikuti lomba saya berusaha siap dengan dua kemungkinan hasilnya. Kadang kita hanya fokus pada cara menghadapi kekalahan. Padahal di balik itu, menghadapi kemenangan pun juga perlu dipersiapkan agar tidak jatuh pada hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
2. Jangan Abaikan Ide Sekecil Apapun
Ya, saya hampir saja khilaf dan meremehkan ide tentang air itu. Dengan menambahkan kata ‘hanya’ membuat ide seolah bukanlah sesuatu yang berharga dan layak disyukuri.
Bukankah ada orang yang pernah mengalami kebuntuan ide. Berarti kita beruntung masih mendapatkan ide. Sekarang, tugas kita mengubah ide yang mungkin terkesan biasa menjadi luar biasa. Caranya? Inilah menjadi PR kita. Salah satu solusinya bisa dengan membaca beberapa referensi yang berhubungan dengan ide tersebut.
3. Mimpi Mereka Tak Salah 'Tuk Mengamini
Dalam sebuah kesempatan berharga saya mendapatkan sebuah nasihat, mari kita doakan apa yang menjadi kebaikan bagi orang lain, seperti izinkan hamba pun memperoleh kebaikan yang sama pula dalam hidup ini, ya Robb. Terkesan singkat, ya, tetapi itu adalah cakupan dari banyaknya pinta orang yang pastinya semua berisi kebaikan.
Jika kita bisa berdoa lebih spesifik sesuai dengan impian kita tentu ini akan lebih baik lagi. Namun jikalau ingin mengadopsi cara singkat tersebut sepertinya juga tidak salah, ya.
Sekecil apapun impian itu, semustahil apa yang kita kira pada sebab terjadinya, sungguh Allah swt punya kuasa untuk semesta.
4. Mimpi Seperti Energi, Ikhtiar dan Doa Terus Jalani
Meski mimpi tempo hari seolah memanggil kesempatan untuk menjadi ajang pembuktian, itu tidak cukup tanpa ikhtiar dan usaha optimal.
Baiklah, padukan ketiganya dan lihat apa hasilnya.
Saya lanjut mengikuti lomba. Tak lupa saya mengadakan mini riset untuk cerita anak tersebut. Tentang kesulitan air bersih di desa kami yang cara penanganannya semoga dapat bermanfaat bagi daerah lain yang mengalami problem serupa.
Alhamdulillah, meski belum berkesempatan mendapatkan juara pertama–saya harus terus belajar–nama saya terpampang di deretan penulis harapan. Ada 10 pemenang kala itu.
Prestasi pertama akhirnya saya dapatkan. Begini ternyata rasanya menemukan nama di antara daftar pemenang. Apalagi nama-nama yang terpampang di flyer pengumuman adalah nama-nama penulis senior.
Meski telah banyak waktu berlalu untuk mimpi itu, alhamdulillah energinya mampu terus memberi kekuatan untuk pencapaian prestasi kali ini. Oleh sebab itu, saya yakini:
sekecil apapun mimpi itu, entah bisa saja hadir sepintas, jangan pernah abaikan karena bisa jadi ia menyapa dalam kesempatan lain dan memberikan kabar gembira.
Apakah sobat pernah punya kisah berkesan dengan mimpi? Jangan abaikan dan menganggap itu hanya bunga tidur biasa karena kita tak bisa menduga energi yang ada di balik kehadirannya. Bagaimana kisah sobat sehingga berhasil mencipta keajaiban dalam hidup? Yuk, bagikan! Tak ada salahnya pula untuk melihat Inilah Refleksi Diri Seorang Penulis Cerita Anak. (*)
Semoga menang teruuuussss ikut lombanya yaaa
Barakallah kak Nia, panutan kok CikGuku yang satu ini, semangatnya itu lo, jeren banget, note nih jangan abaikan mimpi walaupun mimpi itu kecil, bisa jadi mimpi terwujud diiringi usaha nyata dan doa
Barrakallah keren banget. eh bener kak, ikut saja terus nanti akan ada saatnya menang kog, itu juga yang saya yakini ketika ikutan lomba
MashaAllah ikut terharu juga bacanya, untuk terus bermimpi. Selamat ya mbak. Aku jleb banget sama jangan remehkan ide apapun.. bismillah tetep semangat ngelomba lagi, gassss :)
Keren banget kak. Setuju nih jika ide sekecil apapun tidak bisa dipandang remeh. Kita juga enggak boleh berhenti untuk bermimpi karena dengan usaha terbaik pasti akan terwujud. Jadi kangen lomba nulis aku.
Dulu saya sering bermimpi memenangkan lomba menulis blog. Poster gambar hp saya pasang di dinding tapi tak kunjung berhasil dan membuat saya kecewa karena mimpi itu gagal. Akhirnya putus asa, dan bangkit lagi. Dan akhirnya mimpi itu jadi kenyataan. Rasanya luar biasa.
Kalau baca tulisan tentang menulis cerita atau juara lomba menulis cerita begini rasanya senang sekali karena dulu sekali senang menulis cerita, namun sekarang sulit sekali membangkitkan gairah menulis cerita.
kereenn Mbak, emang ya, ide itu gak boleh disepelekan, sekecil apapun itu harus kita tuangkan, bisa jadi kan dari hal kecil menjadi sebuah kemenangan, yeaayy, selamat ya.
pastinya bisa menang karena dianggap bermanfaat dong ya :)
Pengen banget kaya ka Nia ini pinter nulis cerita..selalu ada ide...semoga suatu saat nanti saya bisa menulis cerita fiksi..jujur belum pernah bisa maksimal..sukses terus ya ka Nia