Rutin Menulis Buku Diary Sebagai Afirmasi dan Kontemplasi
Ketika berada di masa-sama sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, salah satu hadiah yang sangat ingin saya dapatkan adalah buku diary. Apalagi desain buk-buku diary pada masa-masa itu cukup menarik perhatian. Padahal, belum ada desain kekinian, ya.
Dalam buku diary tersebut saya bisa bebas menuliskan apa saja. Tidak hanya berupa tulisan, tetapi juga gambar. Bahkan saya juga menempelkan beberapa stiker.
Uniknya ketika membuka-buka kembali buku diary itu sekarang saya jadi tersenyum sendiri. Duh, ternyata saya bisa menulis seperti itu, ya.
Lalu perjalanan membawa saya memaknai isi buku diary lebih mendalam. Ternyata, apa yang tertulis di dalam buku diary bisa memberikan kekuatan bagi sang penulisnya suatu hari nanti.
Saat menuliskan sesuatu di dalam buku diary, saya juga turut menghadirkan hati dan membuat afirmasi bahwa saya ingin begini dan begitu. Saya harus mampu mencapai ini dan itu.
Hasilnya, alhamdulillah dalam beberapa tahun ke depan, senyum itu bisa terkembang saat melihat tulisan demi tulisan itu tercoret karena sudah menjemput nyata.
Saya pun melakukan kontemplasi, ternyata energi dari impian ini begitu nyata. Apalagi saat kita menuliskan dan membacanya berkali-kali.
Manfaat Rutin Menulis Buku Diary
Apa yang saya dapatkan dari rutin menulis buku diary
1. Semakin Dekat dengan Impian
Impian saya sangat banyak. Semuanya saya tuliskan dalam bentuk poin-poin di dalam buku diary.
Saya masih ingat ketika di asrama D-III Kebidanan saya menuliskan banyak sekali apa-apa yang ingin dicapai. Karena saat itu belum boleh membawa buku diary, saya menempel kertas impian di dinding sebelah dalam lemari pakaian. Setiap kali membuka lemari pandangan akan tertuju pada lembar impian.
Begitulah kekuatan impian yang dituliskan berproses. Hingga akhirnya satu per satu tercapai dengan seizin Yang Maha Kuasa.
2. Pernah Oleng Namun Kembali ke Asal
Dalam perjalanan menggapai impian saya pun pernah oleng, kok. Pernah merasa mengapa aku semakin jauh meninggalkan dasar pijakan. Lalu tulisan di dalam buku diary mengingatkan kembali.
Membaca catatan itu memang efektif menjelang tidur di malam hari. Malah terkadang jalan ceritanya terbawa ke dalam alam mimpi. Namun jangan tanya detailnya keesokan pagi, ya. Saya pasti sudah lupa lagi. Hehehe.
3. Tak Jemu Menjemput Ilmu
Ilmu sangat banyak entah dalam nyata maupun maya. Jika saya tahu apa yang saya tuju, otomatis tidak boleh melewatkan kesempatan yang lewat. Apalagi jika ilmu itu adalah ilmu langka yang bisa berguna bagi pengembangan diri.
Tak terhitung kelas online yang saya ikuti. Ilmu yang didapatkan adalah dorongan tulisan yang saya utarakan di dalam buku diary. Bagaimana mungkin menggapainya tanpa usaha. Saya harus belajar, kan?
Afirmasi dan kontemplasi adalah dua hal yang penting untuk semakin dekat dengan impian. Aral akan selalu datang entah dari sisi mana saja. Jika kita tak punya pijakan kuat, tentu mudah teralih. Yuk, semangat gapai impian dimulai dari afirmasi dan kontemplasi terbaik versi kita! (*)