Langkah Demi Langkah Menulis Cerpen Anak Islami Untuk Usia SD
Alhamdulillah, jelang akhir pembahasan kita tentang dunia menulis cerita anak episode tiga bulan pembuka tahun ini, ya, sob. Selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara menulis cerita pendek islami untuk anak SD. Apakah sama dengan menulis cerita anak untuk anak TK? Jelas beda, ya. Karena secara jenjang baca mereka pun sudah berbeda.
Menulis cerpen anak islami sudah kita berikan pakemnya. Apa yang harus disertakan dan apa pula yang harus disingkirkan. Intinya, menulis cerpen anak islami wajib mempertimbangkan segala sesuatu agar apa yang disampaikan tidak menyalahi aturan yang berlaku.
Menulis Cerita Pendek Islami Untuk Anak SD Seseru Ini
Usia SD tentu berbeda dengan TK. Pada usia SD, anak sudah bisa dijejali masalah yang lebih komplek, meski tentu tidak sekompleks masalah pada cerita orang di atas usianya. Apa saja yang harus diperhatikan seorang penulis cerita anak agar karya yang ia hasilkan benar-benar sesuai dengan target baca?
Temukan problem yang sering terjadi di lingkungan usia SD
Poin ini bermaksud sebagai usaha bahwa tulisan yang kita hadirkan akan lebih dekat pada anak SD secara emosional. Saat ia membaca cerita dan menemukan masalah yang dihadapi tokoh ternyata related dengannya, ia tak akan merasa sendiri. Bahkan bisa jadi ia mengikuti langkah-langkah yang dihadapi tokoh agar keluar dari masalahnya.
Jangan jadikan tokohmu terlalu sempurna
Ya, tokoh dalam cerpen anak islami yang sobat hadirkan tidak boleh merupakan gambaran dari anak yang amat sangat sempurna. Karena manusia juga tidak begitu, kan. Kenali sifat ketidaksempurnaan apa yang lebih dekat dengan diri anak-anak. Saat membaca cerita kita nanti ia akan menemukan fakta bahwa tidak mengapa menjadi tidak sempurna karena kita tentu punya nilai plus dan minus yang berbeda.
Pilih nama tokoh yang lebih dekat dengan lingkungan usia SD
Pemilihan nama tokoh ini juga bukan perkara sepele. Karena dari nama ini, seorang pembaca bisa secara tidak langsung menghidupkan sosok yang diangkat dalam cerita. Jadi, usahakan nama yang dipilih bukan nama yang jarang dipakai anak-anak kebanyakan. Kita tidak bisa menduga siapa tahu di masa depan ada pembaca cilik yang menemukan tulisan kita dan ia memiliki nama yang sama dengan tokoh yang kita angkat dalam cerita.
Pilih satu kebaikan yang sering ditemukan anak usia SD di lingkungannya
Kebaikan tentu ada banyak rupanya. Jangan menjejali kerangka berpikir anak dengan banyak kebaikan dalam cerita kita. Sungguh, anak sudah terlalu banyak dinasihati di dunianya. Jika tulisan kita hanya akan menjadi penamba pemberi nasihat bisa jadi ia akan langsung meninggalkan cerita kita meski baru sampai di paragraf awal-awal.
Pilih satu kebaikan saja, lalu jelaskan bagaimana kebaikan sekecil itu ternyata bisa bermanfaat bagi banyak orang. Jadikan anak mengerti bahwa ada kebaikan yang tidak terlihat tetapi ternyata begitu berarti bagi orang lain.
Ajak anak berpetualang bersama cerpen anak islami karya kita
Tak dapat dimungkiri bahwa anak sangat menyukai dunia petualangan. Apakah bisa menggabungkan unsur petualangan dengan islami? Tentu bisa. Misalnya saat sekelompok anak mengadakan persami (perkemahan sabtu minggu) lalu mereka bahu-membahu ketika mengerjakan tugas.
Petualangan ini bisa terjadi di mana saja dan jenjang usia SD kelas bawah atau atas. Terpenting, jangan sampai terlupa untuk menyesuaikan konflik yang diangkat sesuai jenjang usia.
Lakukan tes baca kepada orang terdekat
Sebagai tambahan, jika di sekitar kita ada anak dengan jenjang usia SD, tak ada salahnya untuk melakukan tes keterbacaan. Apakah anak usia itu sudah memahami naskah kita dengan baik. Ini adalah salah satu usaha agar konflik yang kita angkat misal terlalu mengada-ada sehingga malah sulit dipahami pembaca.
Anak yang fitrahnya kritis tidak akan serta-merta menerima cerita kita jika ia belum paham. Di sinilah penulis yang bisa mengambil masukan sehingga ia bisa melakukan revisi pada naskah.
Kirimkan naskah ke media atau penerbit
Akhirnya, naskah yang sudah oke berdasarkan hasil penilaian kita tersebut bisa dikirimkan, baik ke media atau penerbit. Hasil akhir tentu masih ada yakni penilaian sang redaktur media.
Namun yakinlah jika suatu naskah itu dihasilkan dari proses panjang dengan usaha maksimal, tidak ada yang kembali dengan sia-sia.
Demikian langkah demi langkah menulis cerita pendek islami untuk anak SD yang semoga bisa menjadi panduan bagi sobat penulis cerita anak pendatang baru yang mungkin belum pernah terpapar informasi ini.
Menulis cerpen anak islami kedengarannya rumit, tetapi percayalah, bahwa kita hanya perlu satu kata, yakni coba. Ketika kita menulis mungkin akan mengalami kegalauan di beberapa bagian. Jangan mengeluh, tetapi cobalah buka kembali daftar apa-apa saja yang harus diunggulkan dalam sebuah naskah cerpen anak islami.
Apakah sobat punya pengalaman menulis cerpen anak islami? Adakah kendala yang mungkin dihadapi? Yuk, berbagi di kolom komentar! (*)
Saya belum pernah mencoba menulis cerita abak mbak. Ternyata ada tips- tips nya ya agar cerita kita bisa sampai maksudnya ke anak yang membacanya.
Memang ternyata tidaklah mudah menulis cerpen islami untuk anak SD. Harus disesuaikan pemilihan kata-katanya yang bisa dicerna anak-anak SD. Betul, ada usaha mencoba menuliskannya dan menyerahkan pada penerbit. TFS mbak, sukses selalu.
Menulis cerita anak itu susah susah gampang, kita sering tergoda untuk ceramah dalam cerpen lupa kalau cerita anak itu harus menghibur dan menyenangkan untuk dibaca
Menurutku nulis cerita anak tuh susah mbak berapa kali nyoba nulis ga pernah lolos seleksi. Kayanya bahasanya masih kurang anak2 hehehe... makasih ilmunya mbak aku jadi belajar lagi nih
ternyata buat milih nama tokoh dan karakternya ada tipsnya ya mba, kudu yang relate sama sekitar. aku ga kepikiran soal iniii :")