Sri Irdayati, Dedikasi Kelas Bisnis Gratis Agar Jadi "Bos" Sejak Dini

Mendidik jiwa miliuner nyatanya bisa dilakukan sejak dini. Mungkin bisa jadi ada pemikiran bahwa edukasi ini tak bisa dilakukan pada anak usia sekolah dasar. Nyatanya hal ini bisa dilakukan oleh seorang Sri Irdayati.

Menurut wanita kelahiran Pemangkat, Kalimantan Barat, pada 6 Juli 1985 ini, dunia usaha dan manajemen perlu diajarkan meski kepada siswa sekolah dasar. Tak perlu persiapan yang heboh untuk memulai pelatihan.

 

Terkesan berat atau tidak itu tergantung dari cara penanaman konsep tersebut pada anak.

 

Menciptakan “BOS” dari Rumah Sewaan


sri-irdayati

Kelas bisnis gratis yang lokasinya di rumah kontrakan yang disewa oleh suaminya, Dedi Purwanto, yang juga pengajar kursus Bahasa Inggris ini menanamkan jiwa miliuner dengan cara menyenangkan.

Misalnya, tujuh anak berusia 6-12 tahun berlatih menyiapkan sebuah usaha manik-manik serta membuat neraca keuangannya.

Sambil menghitung jumlah manik-manik, jemari mereka turut merangkai manik- manik hingga menjadi gelang dan kalung.

“Wah, gelang dan kalungnya bagus sekali. Bagaimana kalau sekarang kita berbelanja?” usul alumnus Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah ini dengan penuh semangat.

Mendengar usulan tersebut, anak-anak peserta kelas bisnis itu menyambutnya dengan teriakan riuh. “Ayo, ayo, Bu. Saya yang jualan, ya!”

“Ayo, bos!” Irda mengepalkan tangan ke udara.

Bos adalah akronim dari Bakal Orang Sukses yang juga menjadi doa semoga semua anak didik kelas bisnis gratis ini kelak bisa menjadi miliarder baru yang tentu saja mampu membantu perekonomian diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.

Anak-anak pun bermain peran dengan gembira. Ada yang menjadi penjual dan ada yang menjadi pembeli.

“Bu, warung saya sepi pembeli. Saya nggak mau jadi penjual kalau rugi!” seorang anak laki-laki tiba-tiba mendekati Irda yang sedang mengawasi aksi main pasar-pasaran ini.

“Bos pasti bisa!”

Irda tersenyum. Ia merasa konsep jual-beli, untung-rugi yang jelas saja ada di dalam proses penanaman jiwa miliuner secara perlahan mulai dipahami peserta didiknya. Memang besar harapan Irda bahwa kelas bisnis gratis ini minimal bisa membawa para peserta didik menjadi bos bagi bisnisnya sendiri kelak.

Mendidik anak sejak dini dengan pelatihan bisnis akan mengajarkan mereka tentang dunia usaha sekaligus manajemen. Sehingga anak usia dini ini akan memiliki mental kuat untuk berwirausaha sejak dini. (Sri Irdayati, founder kelas bisnis gratis)


Literasi Keuangan Bagi Anak Usia Dini

anak-belajar-literasi-keuangan.webp

Literasi keuangan adalah essential life skills yang perlu dimiliki karena aktivitas hidup sehari-hari memang tidak terlepas dari transaksi keuangan.

Pada masa kanak-kanak ada istilah yang disebut monkey see, monkey do, yakni ketika anak bisa mengutarakan sebuah kosakata baru atau melakukan gerakan baru yang belum diajarkan padanya.

Memang usia dini merupakan masa pembentukan perilaku dan kebiasaan anak. Pada masa ini mereka akan mengobservasi lingkungan maupun tindakan orang di sekitarnya untuk ditiru.

Oleh sebab itu, semua perkataan dan perbuatan yang dilakukan orang-orang di sekitarnya akan membentuk perilaku dan kebiasaan mereka sejak kecil dan dibawa hingga dewasa. Bahkan bisa berdampak pada cara pandang maupun penyelesaian problem di masa depan.

Literasi keuangan menjadi penting untuk dipelajari sejak dini. Pengetahuan dan pengalaman keuangan yang ditanamkan akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga membentuk karakter dan kebiasaan mengelola keuangan mereka di masa depan sebagai suatu budaya baik. Hal-hal tersebut seperti mengenal makna uang, kebiasaan menabung, mendahulukan kebutuhan daripada keinginan bahkan lebih peduli pada nilai berbagi.

Fakta Rendahnya Tingkat Literasi Keuangan dan Inisiatif Sri Irdayati


Survei literasi keuangan pada 2022 yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa tingkat literasi keuangan untuk penduduk berusia 15-17 tahun baru sebesar 43,28 persen, di mana angka tersebut lebih rendah dari tingkat literasi secara nasional 49,68 persen.

Apa yang diusahakan seorang Irdayati dari bilik kontrakan merupakan satu tindakan cerdas yang mungkin terlihat sederhana sekarang tetapi ternyata berdampak besar di masa mendatang.

Berawal dari permainan literasi keuangan yang disampaikan dengan cara menyenangkan, anak akan terlatih menghadapi tantangan keuangan di masa depan.

Atas dedikasinya, pada 2010, Sri Irdayati berhasil masuk dalam jajaran penerima SATU Indonesia Awards kategori kewirausahaan. Semangat Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia telah ditularkan dari Semarang, Jawa Tengah. (*)

Sumber:
  • E-book SIA 2023
  • https://infobanknews.com/tingkat-literasi-keuangan-usia-15-17-tahun-rendah-ojk-ungkap-penyebabnya/
  • https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20629
  • https://www.viva.co.id/gaya-hidup/inspirasi-unik/1640750-obsesi-sri-irdayati-muncul-miliuner-baru-dari-kelas-gratis-garapannya
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url